Geomorfologi adalah sebuah studi ilmiah terhadap permukaan Bumi dan poses yang terjadi terhadapnya. Secara luas, berhubungan dengan landform (bentuk lahan) tererosi dari batuan yang keras, namun bentuk konstruksinya dibentuk oleh runtuhan batuan, dan terkadang oleh perolaku organisme di tempat mereka hidup. “Surface” (permukaan) jangan diartikan secara sempit; harus termasuk juga bagian kulit bumi yang paling jauh. Kenampakan subsurface terutama di daerah batugamping sangat penting dimana sistem gua terbentuk dan merupakan bagian yang integral dari geomorfologi.
Pengaruh dari erosi oleh: air, angin, dan es, berkolaborasi dengan latitude, ketinggian dan posisi relatif terhadap air laiut. Dapat dikatakan bahwa tiap daerah dengan iklim tertentu juga memiliki karakteristik pemandangan sendiri sebagai hasil dari erosi yang bekerja yang berbeda terhadap struktur geologi yang ada.
Torehan air terhadap lapisan batugamping yang keras dapat berupa aliran sungai yang permanen dan periodik, dapat juga merupakan alur drainase yang melewati bagian-bagian yang lemah. Sehingga membentuk cekungan-cekungan pada bagian yag tererosi dan meninggalkan bagian yang lebih tinggi yang susah tererosi. Ukuran dari cekungan dan tinggian ini bisa beberapa centimeter sampai beberapa kilometer.
Morfologi Makro
Dibawah ini adalah beberapa bentuk morfologi permukaan karst dalam ukuran meter sampai kilometer:
Swallow hole : Lokasi dimana aliran permukaan seluruhnya atau sebagian mulai menjadi aliran bawah permukaan yang terdapat pada batugamping. Swallow hole yang terdapat pada polje sering disebut ponor. (Marjorie M. Sweeting, 1972). Pengertian ini dipergunakan untuk menandai tempat dimana aliran air menghilang menuju bawah tanah. Sink hole : disebut juga doline, yaitu bentukan negatif yang dengan bentuk depresi atau mangkuk dengan diameter kecil sampai 1000 m lebih. (William B. White, 1988) Vertical shaft : pada bentuk ideal, merupakan silinder dengan dinding vertikal merombak perlapisan melawan inclinasi perlapisan. (William B. White, 1988) Collapse : runtuhan Cockpit : bentuk lembah yang ada di dalam cone karst daerah tropik yang lembab. Kontur cockpit tidak melingkar seperti pada doline tetapi seperti bentuk bintang dengan sisi-sisi yang identik, yang menunjukkan bahwa formasi cone merupakan faktor penentunya. (Alfred Bogli, 1978) Polje : depresi aksentip daerah karst, tertutup semua sisi, sebagian terdiri dari lantai yang rata, dengan batas-batas terjal di beberapa bagian dan dengan sudut yang nyata antara dasar/ lantai dengan tepi yang landai atau terjal itu.(Fink, Union Internationale de Speleologie) Uvala : cekungan karst yang luas, dasarnya lebar tidak rata (Cjivic, 1901) : lembah yang memanjang kadang-kadang berkelak-kelok, tetapi pada umumnya dengan dasar yang menyerupai cawan. (Lehman, 1970) Dry valley: terlihat seperti halnya lembah yang lainnya namun tidak ada aliran kecuali kadang-kadang setelah adanya es yang hebat diikuti oleh pencairan es yang cepat. (G.T. Warwick, 1976). Pulau Jawa memiliki kawasan karst yang cukup spesifik yaitu karst Gunung Sewu, dimana bentukan bukit-bukit seperti cawan terbalik (cone hill) dan kerucut (conical hill) begitu sempurna dengan lembah-lembahnya. Bukit merupakan residu erosi dan lembahnya adalah merupakan daerah diaman terjadi erosi aktif dari dulu sampai sekarang. Bagian-bagian depresi atau cekungan merupakan titik terendah dan menghilangnya air permukaan ke bawah permukaan. Erosi memperlebar struktur (lihat geologi gua dan teori terbentuknya gua), kekar, sesar, dan bidang lapisan, dan membentuk gua-gua, baik vertikal maupun horisontal. Gua-gua juga dapat terbentuk karena adanya mata air karst. Mata air (spring) karst ini ada beberapa jenis: Bedding spring, mata air yang terbentuk pada tempat dimana terjadi pelebaran bidang lapisan, Fracture spring, mata air yang terbentuk pada tempat dimana terjadi pelebaran bidang rekahan, Contact spring, mata air yang terbentuk karena adanya kontak antara batu gamping dan batu lain yang impermiabel. Disamping itu secara khusus ada jenis mata air yang berada di bawah permukaan air laut disebut dengan vrulja.
Morfologi mikro
Ada kawasan karst dengan sudut dip yang kecil dan permukaannya licin. Area ini dipisah-pisahkan dalam bentuk blok-blok oleh joint terbuka, disebut dengan grike-Bhs. Inggris, atau Kluftkarren-Bhs. Jerman. Bentukan-bentukan minor ini dalam bahasa Jerman memiliki akhiran karren (lapies-Bhs Perancis). Sering permukaan blok itu terpotong menjadi sebuah pola dendritic dari runnel dengan deretan dasar (round) dipisahkan oleh deretan punggungan (ridge) yang mengeringkannya kedalam grike terlebih dahulu. Juga terkadang mereka memiliki profil panjang yang hampir mulus. Bentukan ini disebut Rundkarren. Tipe lain adalah Rillenkarren yang memiliki saluran yang tajam, ujung punggungan dibatasi oleh deretan saluran berbentuk V. Biasanya nampak pada permukaan yag lebih curam daripada rundkarren, dengan saluran sub-paralel dan beberapa cabang. Microrillenkarren merupakan bentuk gabungan tetapi hanya memiliki panjang beberapa centimeter dan lebarnya 10-20 mm. Pseudo karren, memiliki bentuk sama dengan rundkarren dan rinnenkarren. Tetapi hanya terjadi pada granit di daerah tropik yang lembab.
Peristilahan disusun dengan mempertimbangkan aspek yang sering dipergunakan dalam peta dan mempunyai nama sangat khas yang disusun berdasarkan abjad.
Bentang alam (landscape)
panorama alam yang disusun oleh elemen-elemen geomorfologi dalam dimensi yang lebih luas dari terain.
Bentuk lahan (landform)
komplek fisik permukaan ataupun dekat permukaan suatu daratan yang dipengaruhi oleh kegiatan manusia.
Bentukan asal (morphologic origin)
terbentuknya bentang alam didasarkan atas genesa (mulajadi).
Denudasi (denudation)
proses pengupasan permukaan bumi dari penutupnya.
Elemen geomorfologi (geomorphologic element)
bagian terkecil dari bentuk lahan yang mempunyai kesamaan bentuk dan genesanya.
Erosi (erosion)
serangkaian proses yang menyebabkan sejumlah material bumi atau batuan terkikis, diangkut dan dipindahkan ke tempat lain di permukaan bumi.
Fluvial (fluvial)
aktifitas sungai yang menyebabkan terjadinya erosi, pengangkutan dan pengendapan material di permukaan bumi.
Gaya endogen (endogenous force)
tenaga berasal dari dalam bumi yang menyebabkan terjadinya pergerakan, patahan, perlipatan dan vulkanisma di permukaan bumi.
Gaya eksogen (exogenous force)
tenaga yang berasal dari luar bumi yang menyebabkan terjadinya perubahan di permukaan atau dekat permukaan bumi, seperti pelapukan, erosi, abrasi, denudasi.
Geomorfologi (geomorphology)
adalah ilmu tentang roman muka bumi beserta aspek-aspek yang mempengaruhinya.
Hogbek (hogkback)
punggungan pebukitan atau pegunungan dengan puncak tajam dibentuk oleh lapisan batuan yang keras dan lereng agak curam.
Kars (karst)
bentuk bentang alam yang terjadi akibat intensifnya proses pelarutan batu gamping sehingga membentuk bentang alam yang khas.
Kuesta (cuesta)
bukit atau gunung yang mempunyai dua kemiringan lereng berbeda. Permukaan lereng yang landai searah dengan bidang perlapisan sedangkan sisi lereng yang curam memotong bidang perlapisan.
Marin (marine)
aktifitas air laut yang dapat menyebabkan terjadinya abrasi, pengangkutan dan pengendapan di lingkungan laut
Mesa (mesa)
bukit atau gunung terisolir berbentuk meja, merupakan sisa denudasi dengan lapisan batuan datar yang keras sebagai penutupnya.
Morfodinamis (morphodynamics)
bentuk bentang alam yang berkaitan erat dengan hasil kerja gaya eksogen air, angin, es dan gerakan tanah, misal: gumuk pasir, undak sungai , pematang pantai, lahan kritis (badlands).
Morfoerasi (morphoerosion)
adalah ragam bentuk erosi yang dapat dipakai sebagai ukuran tingkat degradasi bentuk lahan suatu wilayah.
Morfogenesa (morphogenesis)
bentuk bentang alam yang diklasifikasikan berdasarkan atas mulajadi (genetic) dan perkembangan bentuk lahan serta proses yang terjadi padanya.
Morfologi (morphology)
ilmu yang mempelajari bentuk permukaan bumi.
Morfokonservasi (morphoconservation)
pelestarian alam berdasarkan parameter bentuk lahan.
Morfokronologi (morphochronology)
hubungan aneka ragam bentuk lahan dan prosesnya.
Morfometri (morphometry)
aspek kuantitatif geomorfologi suatu daerah, misal: kecuraman lereng, ketinggian, kekasaran terrain.
Morfografi (morphography)
aspek diskriptik geomorfologi suatu area, misal: dataran, pebukitan, pegunungan,plato.
Morfostruktur aktif (active morphostructure)
bentuk bentang alam yang berkaitan erat dengan hasil kerja gaya endogen yang dinamis termasuk gunungapi, tektonik (lipatan dan sesar), misal: gunungapi, punggungan antiklin dan gawir sesar.
Morfostruktur pasif ( passive morphostructure)
bentuk bentang alam yang diklasifikasikan atas dasar tipe batuan maupun struktur
batuan yang ada kaitannya dengan denudasi, misal: mesa, kuesta, hogbek, dan kubah.
Pelapukan (weathering)
proses hancurnya batuan atau mineral permukaan bumi menjadi bagian yang lebih
kecil atau lunak karena proses fisika, kimiawi dan biologi.
Penampang geomorfologi (geomorphologic cross section)
adalah irisan tegak bentuk lahan yang mencerminkan hubungan konfigurasi
bentang alam.
Penutup lahan (land cover)
Segala sesuatu yang menutupi permukaan bumi, baik itu alamiah atau buatan.
Terain (terrain)
bentuk permukaan ataupun dekat permukaan bumi yang mempunyai ciri fisik tertentu.
Geologi yang berasal dari bahasa yunani geo (bumi) dan logos (ilmu), sehingga secara harfiah geologi berarti ilmu yang mepelajari tentng bumi. Geologi mempelajari bumi, meliputi cara terjadinya, proses dan sejarah yang berlangsung hinngga saat ini, materi pembentuk bumi, struktur atau bangunan bumi, bentuk-bentuk permukaan dan proses-prosesnya yang terjadi pada masa lampau, kini dan yang akan datang. Bumi merupakan suatu materi yang selalu bergerak dan mengalami perubahan, geologi juga mempelajari makhluk hidup yang pernah menghuni bumi sejak kelahirannya pada masa lampau hingga sekarang.
Kata Geology pertama kali dipergunakan pada tahun 1473 oleh Richard de Burry, untuk hukum atau ilmu kebumian. Pada tahun 1785 Jamess Hutton mengemukakan prinsip atau pengertian dasar mengenai pengetahuan bumi dengan menyatakan the present is the key to the past, yang artinya waktu sekarng merupakann kunci dari waktu yangn lampau. Semenjak itulah orang-orang menyadari bahwa bumi selalu berubah-ubah. Dengan demikian jelaslah bahwa geologi sangat erat hubungannya denagn waktu.
Seperti yang telah diutarakan bahwa geologi merupakan kelompok ilmu yang terus berkembang, beberapa cabang dari kelompok ilmu ini yang menjadi dasar geologi :
1. Mineralogy, yaitu ilmu yang mempelajari mineral-mineral, komposisi, bagaimana cara terjadinya, struktur Kristal dan sifat-sifat fisiknya. Mineralogy merupakan dasar untuk dapat mempelajri batuan.
2. Petrology (petros artinya batuan), yaitu ilmu yang mempelajari tentang batuan, asal mula terjadinya struktur dan tekstur, klasifikasi atau pengelompokan dari berbagai jenis batuan yang terdapat di atas permukaan bumi.
3. Stratigrafi (stratum artinya lapisan), yaitu ilmu yang mendeskripsikan dan mempelajari perlapisan batuan-batuan, mengenai penyebaran, komposisi, ketebaalan, umur, keragaman dan korelasi lapisan batuan serta pelamparannya.
4. Paleontology (palaios = purba, ontos = makhlik), yaitu ilmu atau studi mengenai fosil-fosil, sisa-sisa dan jejak kehidupan masa lalu.
5. Geologi Struktur, yaitu ilmu yang mempelajari bentuk arsistektur atau struktur batuan serta gya-gaya dan proses-proses penyebabnya.
6. Geomorfologi, yaitu ilmu yang mempelajari bentuk-bentuk roman muka bumi beserta proses-proses penyebabnya atau terjadinya.
7. Geofisika, yaitu ilmu yang mempelajari sifat-sifat fisika batuan dan sifat-sifat fisik bumi secara keseluruhan.
8. Geokimia, yaitu ilmu yang mempelajari keberadaan unsur-unsur yang bernilai ekonomis dan metode eksplorasi geokimia sangat membantu dalam pencarian mineral dan hidrokarbon.
9. Geologi Ekonomi, yaitu ilmu yang mempelajari adanya bagaimana penyebaran dan terjadinya mineral-mineral yang bernilai ekonomis dan menghitung besarnya cadangan serta nilai ekonomis cebakan mineral.
10. Geologi Teknik, yaitu penggunaan geologi pada kerekayasaan, erat hubunganya dengan ilmu rekayasa di teknik sipil.
11. Geologi Lingkungan, yaituilmu yang mempelajari pengaruh factor geologi terhadap lingkungan termasuk tata guna lahan, pengaruh pengambilan air tanah yang berlebihan terhadap lingkungan, dsb.
12. Geologi Minyak dan Gas Bumi, yaitu mempelajari penerapan pengetahuan geologi untuk mencari (eksplorasi) sumber-sumber minyak dan gas alam.
Geologi dasar adalah dasar-dasar untuk mempelajari ilmu geologi dan kelompok ilmu yang menjadi dasar geologi yang telah disebutkan di atas.
Dasar-dasar untuk mempelajari geologi dasar adalah :
a. Pengenalan Mineral
b. Batuan Beku
c. Batuan Sedimen
d. Batuan Metamorf
e. Geologi Struktur
f. Pengenalan Peta
g. Peralatan Lapangan
h. Pengurutan Kejadian Geologi/Waktu Geologi, dan
i. Fosil
Geologi Dasar
Dalam perkuliahan geologi dasar terdapat materi dan praktikum yang disampaikan dalam perkulian tersebut, geologi dasar adalah dasar-dasar untuk mempelajari ilmu geologi, dimana dalam geologi dasar tersebut ada beberapa pembahasan mencakup materi dan praktikum tentang geologi dasar, yaitu diantaranya :
· Batuan dan Mineral
Batuan
Batuan tersusun atas bahan yang disebut mineral, yang merupakan senyawa kimia padat yang terbentuk secara alami. Jadi mineral adalah bahan pembentuk batuan. Batuan dapat tersusun oleh satu mineral atau campuran beberapa macam mineral.
Batuan dibedakan menjadi 3 macam yaitu :
1. Batuan bekuan disusun oleh mineral hasil pembekuan magma.
2. Batuan endapan sebagai hasil pengendapan rombakan batuan yang diangkut oleh air (sungai) dan terendapkan pada suatu cekungan seperti laut, danau, sungai atau rawa.
3. Batuan malihan berasal dari batuan bekuan dan batuan endapan yang termalihkan susunan mineralnya atau batuan malihan yang termalihkan ulang. Pemalihan susunan mineral disebabkan karena peningkatan suhu dan tekanan
Mineral
Mineral berasal dari magma yaitu suatu cairan silikat kimia, baik logam maupun non logam. Mineral ini terbentuk karena proses kristalisasi pada temperatur tertentu ketika terjadi proses pendinginan
• Mineral – Senyawa anorganik terbentuk secara alamiah, padat serta mempunyai komposisi kimia dan struktur dalam tertentu. Contoh : kwarsa SiO2
• Mineraloid – Senyawa anorganik terbentuk secara alamiah, padat serta mempunyai komposisi kimia tetapi tidak mempunyai struktur dalam tertentu atau amorf (obsidian, opal)
Di dunia dijumpai 3000 jenis mineral, tapi yang umum ± 20 jenis mineral.
· Geologi Struktur
Geologi struktur adalah studi mengenai distribusi tiga dimensi tubuh batuan dan permukaannya yang datar ataupun terlipat, beserta susunan internalnya, mempelajari tentang bangun, bentuk dan susunan batuan penyusun kulit bumi yang dihasilkan oleh gerak-gerak yang ada dari dalam bumi. Kenampakan yang ada dalam gerakan tersebut antara lain :
Ø Struktur lipatan (fold)
Ø Kekar (joint), patahan / sesar (fault)
Ø Ketidakselarasan (unconformity)
1. Perlapisan miring (bidang miring)
Kedudukan suatu garis dinyatakan dengan bearing (sudut horizontal) dan plunge (sudut vertical)
2. Kekar
Kekar adalah suatu retakan pada batuan yang sisinya tidak mengalami pergerakan.
3. Patahan / Sesar
Sesar adalah retakan pada batuan yang sudah terjadi pergeseran / pergerakan antara dua bagian yang teretakan.
Sesar dibagi menjadi 3 yaitu :
A. Sesar Normal/Turun
B. Sesar Naik
C. Sesar Geser
4.Lipatan (fold)
Lipatan adalah penekukan pada batuan, baik dalam batuan sediment maupun batuan metamorf. Bila penekukan membentuk busur, liupatan disebut antiklin (antiform), bila penekukan berbentuk palung disebut sinklin (synform).
5.Ketidakselarasan
Ketidakselarasan adalah suatu bidang erosi atau non deposisi yang memisahkan batuan yang lebih muda dari batuan yang lebih tua. Pembentukan ketidak selarasan melalui beberapa tahap. Tahap pertama pembentukan batuan tua lebih dulu, kemudian diikuti oleh pengangkatan dan erosi. Akhirnya pengendapan batuan yang lebih muda.
Geologi struktur mencakup bentuk permukaan yang juga dibahas pada studi geomorfologi, metamorfisme dan geologi rekayasa. Dengan mempelajari struktur tiga dimensi batuan dan daerah, dapat dibuat kesimpulan mengenai sejarah tektonik, lingkungan geologi pada masa lampau dan kejadian deformasinya. Hal ini dapat dipadukan pada waktu dengan menggunakan kontrol stratigrafi maupun geokronologi, untuk menentukan waktu pembentukan struktur tersebut.
Secara lebih formal dinyatakan sebagai cabang geologi yang berhubungan dengan proses geologi dimana suatu gaya telah menyebabkan transformasi bentuk, susunan, atau struktur internal batuan kedalam bentuk, susunan, atau susunan intenal yang lain.
· Pengenalan Peta
Secara umum, peta adalah penggambaran dua dimensi (pada bidang datar) keseluruhan atau sebagian dari permukaan bumi yang diproyeksikan dengan perbandingan/skala tertentu. Peta sendiri, kemudian berkembang sesuai dengan kebutuhan dan penggunaannya.Untuk keperluan navigasi darat umumnya digunakan peta
Gambar konvensional dari permukaan bumi sering disebut dengan simbol. Simbol ini berupa :
1. satu dimensional : titk, garis
2. dua dimensional : bentuk-bentuk luas
3. tiga dimensional : bentuk-bentuk isi
· Peta Topografi
Berasal dari bahasa yunani, topos yang berarti tempat dan graphi yang berarti menggambar. Peta topografi memetakan tempat-tempat dipermukaan bumi yang berketinggian sama dari permukaan laut menjadi bentuk garis-garis kontur, dengan satu garis kontur mewakili satu ketinggian. Walaupun peta topografi memetakan tiap interval ketinggian tertentu, namun disertakan pula berbagai keterangan pula yang akan membantu untuk mengetahui secara lebih jauh mengenai daerah permukaan bumi yang terpetakan tersebut, keterangan-keterangan itu disebut legenda peta.
Yang dimaksud dengnan roman muka bumi (earth features) disini meliputi :
1. Relief : beda tinggi rendah suatu tempat dengan tempat lainnya pada suatu daerah (bukit, lembah, dataran, tebing, gunung, dan pegunungan)
2. Drainage : pola aliran, termasuk jalan-jalan air (sungai, danau, rawa dan laut)
3. Culture : semua bentuk hasil karya manusia (kota, desa, jalan raya, rel kereta api, jalan setapak. Batas administrasi suatu daerah, dll)
Untuk menggambarkan relief peta topografi dapat dipakai beberapa cara, yaitu :
1. Garis-garis kontur
2. Garis-garis hachures
3. pewarnaan
4. pembayangan
· Hal-hal yang harus ada pada peta topografi yang baik
Dalam suatu peta topografi yang baik untuk dapat dipergunakan dalam berbagai kegiatan penelitian atau kemiliteran harus memiliki keterangan-keterangan sebagai berikut :
· Skala
Skala peta adalah perbandingan antara jarak pada peta dengan jarak horizontal di lapangan. Ada tiga macam cara penulisan skala, yaitu :
1. Skala angka, contoh : 1:25.000 berarti 1 cm jarak dipeta = 25.000 cm (250 m) jarak horizontal di medan sebenarnya.
2. Skala garis, contoh: berarti tiap bagian sepanjang blok garis mewakili 1 km jarak horizontal.
3. Skala verbal, yaitu skala yang dinyatakan dengan satuan jarak. Contoh : 1 cm = 10 km, artinya 1 cm pada peta sama dengan 10 km dilapangan. Skala ini sebenarnya sama dengan skala fraksional.
· Arah Peta
Yang perlu diperhatikan adalah arah Utara Peta. Cara paling mudah adalah dengan memperhatikan arah huruf-huruf tulisan yang ada pada peta. Arah atas tulisan adalah Arah Utara Peta.Pada bagian bawah peta biasanya juga terdapat petunjuk arah utara yaitu : deklinasi magnetis
1. Utara sebenarnya/True North : yaitu utara yang mengarah pada kutub utara bumi.
2. Utara Magnetis/Magnetic North : yaitu utara yang ditunjuk oleh jarum magnetis kompas, dan letaknya tidak tepat di kutub utara bumi.
3. Utara Peta/Map North : yaitu arah utara yang terdapat pada peta.
Kutub utara magnetis bumi letaknya tidak bertepatan dengan kutub utara bumi. Karena pengaruh rotasi bumi, letak kutub magnetis bumi bergeser dari tahun ke tahun. Oleh karena itu, untuk keperluan yang menuntut ketelitian perlu dipertimbambangkan adanya iktilaf(deklinasi) peta, iktilaf magnetis, iktilaf peta magnetis, dan variasi magnetis.
1. Deklinasi Peta:adalah beda sudut antara sebenarnya dengan utara peta. Ini terjadi karena perataan jarak paralel garis bujur peta bumi menjadi garis koordinat vertikal yang digambarkan pada peta.
2. Deklinasi Magnetis: Selisih beda sudut utara sebenarnya dengan utara magnetis
3. Deklinasi Peta magnetis:Selisih besarnya sudut utara peta dengan utara magnetis bumi.
4. variasi Magnetis:perubahan/pergeseran letak kutub magnetis bumi pertahun.
· Legenda
Legenda peta biasanya disertakan pada bagian bawah peta. Legenda ini memuat simbol-simbol yang dipakai pada peta tersebut, yang penting diketahui : triangulasi, jalan setapak, jalan raya, sungai, pemukiman, ladang, sawah, hutan dan lainnya. Di Indonesia, peta yang umumnya digunakan adalah peta keluaran Direktorat Geologi Bandung, kemudian peta dari Jawatan Topologi, atau yang sering disebut peta AMS (American Map Service) dibuat oleh Amerika dan rata-rata dikeluarkan pada tahun 1960. Peta AMS biasanya berskala 1:50.000 dengan interval kontur (jarak antar kontur) 25 m. Selain itu ada peta keluaran Bakosurtanal (Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional) yang lebih baru, dengan skala 1:50.000 atau 1:25.000 (dengan interval kontur 12,5m). Peta keluaran Bakosurtanal biasanya berwarna.
· Judul Peta
Judul peta ada dibagian tengah atas. judul peta menyatakan lokasi yang ditunjukkan oleh peta yang bersangkutan, sehingga lokasi yang berbeda akan mempunyai judul yang berbeda pula. Misalnya : Bandung, Purrwokerto, Jawa, Sumatra, dll.
· Kontur
Kontur adalah garis khayal yang menghubungkan titik-titik yang berketinggian sama dari permukaan laut, sifat-sifat garis kontur adalah :
1. Satu garis kontur mewakili satu ketinggian tertentu.
2. Garis kontur berharga lebih rendah mengelilingi garis kontur yang lebih tinggi.
3. Garis kontur tidak berpotongan dan tidak bercabang.
4. Interval kontur biasanya 1/2000 kali skala peta.
5. Rangkaian garis kontur yang rapat menandakan permukaan bumi yang curam/terjal, sebaliknya yang renggang menandakan permukaan bumi yang landai.
6. Rangkaian garis kontur yang berbentuk huruf "U" menandakan punggungan gunung.
7. Rangkaian garis kontur yang berbentuk huruf "V" terbalik menandakan suatu lembah/jurang.
· Peralatan Lapangan
Prinsip utama dalam penelitian geologi adalah melakukan pengamatan di lapangan (ground check), untuk itu penelitian memerlukan peralatan lapangan, diantaranya :
1. Palu Geologi, yaitu alat yang umum digunakan oleh para peneliti untuk mengambil sampel batuan, baik batuan beku, bauan sedimen, dan batuan metamorf, dan masih banyak lagi kegunaanya. Palu geologi ada dua jenis, yaitu palu yang runcing untuk batuan beku, dan palu yang lebar untuk batuan sedimen dan mengambil fosil. Palu geologi juga menjadi lambang dari himpunan geologi.
2. Kompas Geologi, yaitu kompas tetapi memiliki ciri khusus atau khas untuk keperluan geologi, selain berguna untuk menghitung arah, menembak atau mencari objek, kompas geologi juga bisa digunakan untuk mengukur arah jurus (strike) dan arah kemiringan (dip).
3. GPS (Global Position System), yaitu suatu alat digital yang berfungsi untuk mendeteksi suatu objek dengan bantuan satelite, atau untuk menentukan tempat dimana kita berada. Tetapi dalam geologi GPS biasanya digunakan untuk mencari sumber mineral, bahan tambang, cadangan air, mendeteksi bencana (gempa,longsor,dll), mendeteksi pergeseran lempeng, aktifitas gunung berapi, dll
4. Kamera, berfungsi untuk mengabadikan suatu momen atau objek yang sedang diteliti, seperti adanya singkapan batuan, mineral-mineral, geomorfologi dibumi, dll.
5. Alat Tulis dan Buku Catatan, berfungsi untuk mencatat hal penting dalam penelitian.
6. Tas atau Ransel, berfungsi untuk menyimpan sempel atau contoh yang dibawa untuk bahan penelitian.
7. Luv, berfungsi untuk meneliti/merlihat suatu objek yang kecil atau kasat mata.
8. Larutan kimia (HCl), berfungsi untuk mengetes atau mengecek suatu batuan, untuk mengetahui umur batuan, dll.
9. Peta, berfungsi untuk mencari tempat/objek yang akan diteliti.
10. Pengurutan Kejadian Geologi/Waktu Geologi
Skala waktu geologi digunakan oleh para ahli geologi dan ilmuwan lain untuk menjelaskan waktu dan hubungan antar peristiwa yang terjadi sepanjang sejarah Bumi. Tabel periode geologi yang ditampilkan di halaman ini disesuaikan dengan waktu dan tatanama yang diusulkan oleh International Commission on Stratigraphy dan menggunakan standar kode warna dari United States Geological Survey.
Bukti-bukti dari penanggalan radiometri menunjukkan bahwa bumi berumur sekitar 4.570 juta tahun. Waktu geologi bumi disusun menjadi beberapa unit menurut peristiwa yang terjadi pada tiap periode. Masing-masing zaman pada skala waktu biasanya ditandai dengan peristiwa besar geologi atau paleontologi, seperti kepunahan massal. Sebagai contoh, batas antara zaman Kapur dan Paleogen didefinisikan dengan peristiwa kepunahan dinosaurus dan baerbagai spesies laut. Periode yang lebih tua, yang tak memiliki peninggalan fosil yang dapat diandalkan perkiraan usianya, didefinisikan dengan umur absolut.
11. Fosil
Fosil, dari bahasa Latin fossa yang berarti "galian", adalah sisa-sisa atau bekas-bekas makhluk hidup yang menjadi batu atau mineral. Untuk menjadi fosil, sisa-sisa hewan atau tanaman ini harus segera tertutup sedimen. Oleh para pakar dibedakan beberapa macam fosil. Ada fosil batu biasa, fosil yang terbentuk dalam batu ambar, fosil ter, seperti yang terbentuk di sumur ter La Brea di Kalifornia. Hewan atau tumbuhan yang dikira sudah punah tetapi ternyata masih ada disebut fosil hidup. Ilmu yang mempelajari fosil adalah paleontologi.
0 komentar:
Posting Komentar
ayoo komentarkanlah uneg uneg mu disini