JAKARTA (Arrahmah.com) – ESQ akhirnya dinyatakan sesat dan
menyesatkan. Demikian kesimpulan dari diskusi Forum Komunikasi Sosial dan
Kemasyarakatan (FKSK) yang ke 58 yang diadakan di Gedung Intiland, Jakarta,
Kamis (29/7). Sayangnya Ary Ginanjar, presdir ESQ Leadershi[ Centre tidak hadir
untuk menolak secara terbuka kesimpulan tersebut.
Benarnya
Fatwa Mufti Malaysia
The
Emotional and Spiritual Quotient (ESQ) yang diajarkan Ary Ginanjar Agustian
selama 10 tahun belakangan ini ternyata sesat dan menyesatkan. Pasalnya,
training ESQ yang sudah diikuti lebih dari 850.000 orang di Indonesia,
Malaysia, Australia, Belanda dan AS dengan biaya amat mahal itu, ternyata
mengandung ajaran sinkretisme, liberalisme, pluralisme dan dapat menjadikan
zindiq dan kufur.
Maka
benarlah apa yang dikatakan Mufti Wilayah Persekutuan Malaysia, Datuk Haji Wan
Zahidi Bin Wah Teh, yang melarang ajaran ESQ Ary dikembangkan di Kuala Lumpur,
Putra Jaya dan Labuan Malaysia, karena dianggap sesat dan menyimpang dari
aqidah Islam.
Demikian
antara lain kesimpulan dari diskusi Forum Komunikasi Sosial dan Kemasyarakatan
(FKSK) ke 58 yang diadakan di Gedung Intiland, Jakarta, Kamis (29/7). Turut
berbicara KH Amin Djamaluddin (Direktur LPPI), KH Anwar Ibrahim (Ketua Komisi
Fatwa MUI), Bernard Abdul Jabbar (Mantan Missionaris Kristen) dan KH Muhammad
Al Khaththath (Sekjen FUI). Sedangkan Ary Ginanjar Agustian (Presdir ESQ
Leadership Centre) yang sudah berkali-kali menyatakan bersedia hadir ternyata
mengingkari janji dengan dalih ada undangan ke Malaysia.
Sesat &
Menyesatkan Karena Menjurus Kepada Syirik
Menurut Amin
Djamaluddin yang dikenal sebagai ulama ahli aliran sesat, Ary dengan sengaja
telah menyampaikan ajaran sesat dan menyesatkan orang lain melalui buku yang
ditulisnya “Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual”. Sebab
dalam buku itu penuh dengan ajaran sinkretisme, pluralisme, liberalisme
sehingga menjurus pada zindiq dan kufur bahkan syirik. Ary juga mengajarkan
agar umat Islam tidak percaya dengan mukjizat para Nabi termasuk mukjizat Nabi
Muhammad SAW, karena dianggap tidak masuk akal.
“Setelah
saya teliti, dalam buku tersebut Ary sesat dan menyesatkan dengan sengaja
mencampur adukkan ajaran Islam dengan Kristen, Yahudi, Hindu dan Buddha. Selain
itu Ary menggunakan kebebasan berfikir untuk menafsirkan Al Qur’an dan Hadis,
padahal dia bukan ahli Tafsir dan ahli Hadis, sehingga tafsirannya ngawur
sekali. Selain itu Ary juga menafsirkan 99 sifat Allah dalam Asmaul Husna bisa
juga menjadi sifat manusia dalam kehidupan sehari-hari. Jadi seolah-olah
manusia bisa meniru Allah sehingga bisa menjurus pada kemusyrikan. Apalagi Ary
tetap meyakini suara hati sebagai sumber kebenaran, bukan Al Qur’an dan As
Sunnah sebagai sumber kebenaran,” tegasnya.
Pendapat
Amin Djamaluddin itu diperkuat dengan pendapat Bernard Abdul Jabbar yang mampu
membuktikan bahwa ajaran dalam buku yang ditulis Ary itu ternyata secara
diam-diam diambil dari kitab injil, kitab taurat dan kitab weda yang merupakan
kitab suci Hindu. Memang sebelumnya Ary bertahun-tahun menjadi dosen
Universitas Udayana Bali sehingga bergaul akrab dengan orang Hindu Bali.
ESQ Wajib
Koreksi Diri
Sementara
itu KH Anwar Ibrahim meragukan ajaran ESQ, karena penuh dengan liberalisme dan
pluralisme, yang menganggap semua agama adalah benar. Pasalnya, sewaktu Ary
mendirikan ESQ tahun 2000 bertepatan dengan lahirnya gerakan Islam liberal di
Indonesia yang diwakili JIL (Jaringan Islam Liberal).
“Apakah
orang seperti Ary Ginanjar bisa dijadikan rujukan dalam memahami Al Qur’an dan
As Sunnah, sementara Ary sendiri tidak mampu berbahasa Arab sehingga
keahliannya dalam memahami litelatur Islam sangat diragukan,” ungkap Anwar
Ibrahim yang pernah studi Islam di Madinah dan Kairo tersebut.
Sedangkan KH
Muhammad Al Khaththath menyebut ajaran Ary bisa menjurus pada kesyirikan.
Pasalnya, para peserta ESQ dimintanya untuk meneladani sifat-sifat Allah dalam
Asmaul Husna.
“Saya
menyayangkan mengapa tidak ada pelajaran syariah dalam training ESQ, yang ada
hanya aqidah dan itupun sudah menyimpang dari pokok ajaran Islam dan menjurus
pada kesyirikan,” tegasnya.
Sementara
itu Amin Djamaluddin mengusulkan umat Islam jangan hanya menerima permintaan
maaf Ary saja, tetapi wajib mengumumkan di berbagai media massa mengenai
kekeliruan dan kesesatan yang terdapat dalam bukunya dan modil trainingnya
sehingga bersedia untuk mengkoreksinya. Selain itu Ary juga harus merombak modul
dan materi dalam trainingnya sehingga tidak menyesatkan para peserta training.
Pasalnya, kalau hanya mengandalkan ucapan permintan maaf saja, nanti
dikhawatirkan akah dikhianati, sehingga dia kembali mengajarkan ajaran sesatnya
untuk merusak aqidah umat Islam. Sebab selama ini Ary dikenal suka berubah-ubah
dan tidak konsekwen dalam ucapannya.
Sumber :
Suara Islam
- See more
at:
http://www.arrahmah.com/read/2010/08/02/8534-ajaran-esq-sesat-dan-menyesatkan.html#sthash.wFgdnLQF.dpuf
0 komentar:
Posting Komentar
ayoo komentarkanlah uneg uneg mu disini