USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
REKAYASA ALAT PENJERNIH AIR BEBAS KALSIUM (Ca) : PERPADUAN TEKNOLOGI ELEKTROLISIS, PECAHAN GERABAH, dan SEKAM PADI
BIDANG KEGIATAN:
PKM-PENELITIAN ( PKM-P )
Diusulkan oleh:
Adam Ikhya Alfarokhi 12513134 (2012)
Imam Reza Nurcahya 12513129 (2012)
Eva Hapsari 10513069 (2010)
Citra Endah NurSetyawati 12513027 (2012)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kabupaten Gunungkidul adalah salah satu propinsi yang terletak di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), dan terletak antara 7o46’- 8o09’ Lintang Selatan dan 110o21’ - 110o50’ Bujur Timur. Luas wilayah Kabupaten Gunungkidul 1.485,36 km2 atau sekitar 46,63 % dari luas wilayah Propinsi DIY. Pusat Kabupaten Gunung Kidul terletak di Kecamatan Wonosari.
Karakteristik hidrologi untuk air permukaannya adalah kondisi debitnya yang kecil bahkan hampir tidak ada dan tergantung curah hujan. Sementara air tanahnya juga kurang baik dari segi kualitas dan kuantitasnya. Airtanah di daerah ini didominasi oleh sungai bawah tanah, dan penduduk memperoleh air dari sungai bawah tanah Bribin yang disalurkan melalui pipa-pipa dengan memanfaatkan gaya gravitasi dan dengan menggunakan PAH (Penampung Air Hujan) Akibatnya, tumbuhan yang ada di daerah ini adalah tumbuhan-tumbuhan yang tidak membutuhkan suplai air yang banyak, seperti singkong, jati, kayu putih, turi, kedelai, dll yang menyebabkan produktivitas tanamannya pun juga rendah.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut di atas khususnya kurangnya air bersih di daerah tersebut perlu dilakukan pengolahan dan pengelolaan.Dimana akan dicoba menggunakan perpaduan teknologi elektrolisis, pecahan gerabah, dan sekam padi.
Diharapkan dari penelitian ini adalah dapat dihasilkannya sebuah alat yang mampu menjernihkan air sumur warga masyarakat Kabupaten Gunung Kidul yang mayoritas menggunakan air dari PDAM, dimana alat ini haruslah ramah lingkungan,praktis, dan solutif serta yang tidak kalah penting adalah faktor terjangkaunya secara ekonomi bagi masyarakat Kabupaten Gunung Kidul.
B. Perumusan Masalah
Dalam penelitian ini penulis mencoba merumuskan persoalan dalam bentuk
pertanyaan:
1. Bagaimana memberikan solusi terhadap krisis air bebas kapur (Ca) pada sumur warga Kabupaten Gunung Kidul?
2. Seberapa besar pemanfaatan perpaduan teknologi elektrolisis, pecahan gerabah, dan sekam padi terhadap penjernihan kapur (Ca) pada sumur masyarakat Kabupaten Gunung Kidul?
3. Bagaimana merekayasa alat yang ekonomis dan solutif untuk dapat menyeleseikan krisis air bersih bebas kapur (Ca) di daerah Kabupaten Gunung Kidul?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Membantu masyarakat Kabupaten Gunung Kidul terhadap permasalahan sulitnya air bersih bebas kapur sehingga didapatkan solusi yang paling sesuai atas permasalahan tersebut.
2. Mempelajari dan mengetahui manfaatperpaduan teknologi elektrolisis, pecahan gerabah, dan sekam padi dalam penjernihan air sehingga bebas dari kapur (Ca).
3. Memberikan usulan rekayasa alat penjernih kapur (Ca) pada sumur yang dimiliki oleh masyarakat Gunung Kidul yang ekonomis dan solutif.
D. Luaran yang Diharapkan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan solusi terhadap permasalahan penggunaan air sumur yang semakin beresiko di daerah pegunungan kapur karena tingkat tercemarnya sudah sangat tinggi dengan menggunakan sebuah alat yang direkayasa untuk dapat menjernihkan secara kontinyu air sumur yang tercemar oleh kapur. Sehingga akan adanya wawasan dan wacana seperti sebuah artikel yang bisa terus dikembangkan ke depannya.
Selain itu luaran yang diharapkan adalah berupa paten apabila diwaktu mendatang alat ini sangat berguna dan terus dimanfaatkan oleh masyarakat.
E. Kegunaan Penelitian
Dengan dilaksanakannya penelitian ini, diharapkan nantinya alat yang diciptakan dapat menyelesaikan masalah air bersih yang tercemar kapur (Ca). Masyarakat Gunung Kidul tidak perlu repot-repot untuk menyaring air kapur untuk dimanfaatkan sebagai pemenuhan kebutuhan sehari-hari seperti konsumsi air, mencuci, mandi, dan berbagai keperluan lain yang membutuhkan air bersih bebas kapur (Ca). Dimana alat tersebut haruslah terjangkau secara ekonomi oleh masyarakat.
Dengan dilaksanakannya hal ini juga, kami sebagai mahasiswa teknik lingkungan bisa mendapatkan tambahan pengetahuan tentang teknologi berbasis lingkungan yang bermanfaat bagi masyarakat dimana hal ini sangat menunjang proses belajar dan kuliah kami. Sehingga diharapkan di masa mendatang dapat dikembangkannya ilmu pengetahuan dan teknologi yang mendukung kelestarian lingkungan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
F. Tinjauan Pustaka
i. Sel Elektrolisis (Acmad, 2001)
Istilah elektrolisis berasal dari bahsa Yunani Electro artinya peristiwa listrik dan lysis artinya terurai. Pada elektrolisis oleh energy listrik zat-zat dapat terurai.Alat tempat berlangsung elektrolisis disebut sel elektrolisis. Dalam sel ini,
· Elektroda adalah penghantar tempat listrik masuk ke dalam dan keluar zat-zat yang bereaksi
· Perpindahan electron antara elektroda dan zat-zat dalam sel menghasilkan reaksi terjadi pada permukaan elektroda.
· Zat-zat yang dapat di elektrolisis adalah leburan ion dan larutan yang mengandung ion terlarut.
ii. Sekam Padi (Potts, 1996)
Sekam adalah bagian dari bulir padi-padian (serealia) berupa lembaran yang kering, bersisik, dan tidak dapat dimakan, yang melindungi bagian dalam (endospermium danembrio).Sekam dapat dijumpai pada hampir semua anggota rumput-rumputan (Poaceae), meskipun pada beberapa jenis budidaya ditemukan pula variasi bulir tanpa sekam (misalnya jagung dan gandum).Dalam pertanian, sekam dapat dipakai sebagai campuran pakan, alas kandang, dicampur di tanah sebagai pupuk, dibakar, atau arangnya dijadikan media tanam.
Ditinjau data komposisi kimiawi, sekam mengandung beberapa unsur kimia penting seperti dapat dilihat di bawah.
Komposisi kimia sekam padi menurut Suharno (1979) :• Kadar air : 9,02%• Protein kasar : 3,03%• Lemak : 1,18%• Serat kasar : 35,68%• Abu : 17,17%• Karbohidrat dasar : 33,71 |
Komposisi kimia sekam padi menurut DTC – IPB :• Karbon (zat arang) : 1,33%• Hidrogen : 1,54%• Oksigen : 33,64%• Silika : 16,98% |
i. Graphite (Sukandarrumidi, 2009)
Grafit merupakan alotrop native elements dengan komposisi C (carbon). Sistem Kristal dari grafit adalah hexagonal, merupakan massa berfoliasi atau lembaran-lembaran tipis yang terlepas, struktur opaque pada umumnya berwarna hitam. Grafit merupakan dimorphisme dari intan, tetapi mempunyai tingkat kekerasan rendah (1-2), berat jenis 2,23, belahan baik/jelas apabila diraba terasa berminyak. Grafit tidak terbakar dan tidak mudah larut dalam air. Grafit terbentuk pada metamorphose tingkat tinggi dari batuan yang mengandung zat organic, dapat terjadi pula karena proses magmatisme antara lain pada pegmatite dan juga terdapat pada hidrotermal vein.
Grafit dapat dimanfaatkan antara lain sebagai bahan pensil, bahan cat, bahan imbuhan pada dapur pemanas, ketel uap, permukaan tuangan sebagai bahan tahan api, campuran metalurgi dan alat penghantar listrik.
ii. Kapur / Kalsium (Ca) (Kholis,2009 )
Kalsium adalah sebuah elemen kimia dengan simbol Ca dan nomor atom 20. Mempunyai massa atom 40.078 amu. Kalsium merupakan salah satu logam alkali tanah, dan merupakan elemen terabaikan kelima terbanyak di bumi. Kapur (Ca) terbentuk di dalam laut, terutama selama abad Cretaceous kira-kira 135 juta tahun yang lalu, dari kerangka organism laut yang tak terhitung jumlahnya.
Kalsium yang cukup sangat baik untuk kesehatan, terutama untuk tulang. Tetapi, jika asupan kalsium berlebihan, maka bukan saja tulang yang kuat tidak akan didapatkan, berbagai gangguan akan muncul.
Beberapa gangguan akibat kelebihan kalsium adalah :
Batu ginjal
Kanker prostat
Sulit buang air besar (konstipasi)
Penumpukan kalsium di pembuluh darah
Gangguan penyerapan zat besi dan zink
0 komentar:
Posting Komentar
ayoo komentarkanlah uneg uneg mu disini