Rabu, 05 Desember 2012

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

REKAYASA ALAT PENJERNIH AIR BEBAS KALSIUM (Ca) : PERPADUAN TEKNOLOGI ELEKTROLISIS, PECAHAN GERABAH, dan SEKAM PADI

 

BIDANG KEGIATAN:

PKM-PENELITIAN ( PKM-P )

 

Diusulkan oleh:

Adam Ikhya Alfarokhi           12513134        (2012)

Imam Reza Nurcahya             12513129        (2012)

Eva Hapsari                             10513069        (2010)

Citra Endah NurSetyawati     12513027        (2012)

 

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar belakang

Kabupaten Gunungkidul adalah salah satu propinsi yang terletak di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), dan terletak antara 7o46’- 8o09’ Lintang Selatan dan 110o21’ - 110o50’ Bujur Timur. Luas wilayah Kabupaten Gunungkidul 1.485,36 km2 atau sekitar 46,63 % dari luas wilayah Propinsi DIY. Pusat Kabupaten Gunung Kidul terletak di Kecamatan Wonosari.

            Karakteristik hidrologi untuk air permukaannya adalah kondisi debitnya yang kecil  bahkan hampir tidak ada dan tergantung curah hujan. Sementara air tanahnya juga kurang baik dari segi kualitas dan kuantitasnya. Airtanah di daerah ini didominasi oleh sungai bawah tanah, dan penduduk memperoleh air dari sungai bawah tanah Bribin yang disalurkan melalui pipa-pipa dengan memanfaatkan  gaya gravitasi dan dengan menggunakan PAH (Penampung Air Hujan) Akibatnya, tumbuhan yang ada di daerah ini adalah tumbuhan-tumbuhan yang tidak membutuhkan suplai air yang banyak, seperti singkong, jati, kayu putih, turi, kedelai, dll yang menyebabkan produktivitas tanamannya pun juga rendah.

            Untuk mengatasi permasalahan tersebut di atas khususnya kurangnya air bersih di daerah tersebut perlu dilakukan pengolahan dan pengelolaan.Dimana akan dicoba menggunakan perpaduan teknologi elektrolisis, pecahan gerabah, dan sekam padi.

            Diharapkan dari penelitian ini adalah dapat dihasilkannya sebuah alat yang mampu menjernihkan air sumur warga masyarakat Kabupaten Gunung Kidul yang mayoritas menggunakan air dari PDAM, dimana alat ini haruslah ramah lingkungan,praktis, dan solutif serta yang tidak kalah penting adalah faktor terjangkaunya secara ekonomi bagi masyarakat Kabupaten Gunung Kidul.

 

B.     Perumusan Masalah

Dalam penelitian ini penulis mencoba merumuskan persoalan dalam bentuk

pertanyaan:

1.      Bagaimana memberikan solusi terhadap krisis air bebas kapur (Ca) pada sumur warga Kabupaten Gunung Kidul?

2.      Seberapa besar pemanfaatan perpaduan teknologi elektrolisis, pecahan gerabah, dan sekam padi terhadap penjernihan kapur (Ca) pada sumur masyarakat Kabupaten Gunung Kidul?

3.      Bagaimana merekayasa alat yang ekonomis dan solutif untuk dapat menyeleseikan krisis air bersih bebas kapur (Ca) di daerah Kabupaten Gunung Kidul?

 

C.    Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1.      Membantu masyarakat Kabupaten Gunung Kidul terhadap permasalahan sulitnya air bersih bebas kapur sehingga didapatkan solusi yang paling sesuai atas permasalahan tersebut.

2.      Mempelajari dan mengetahui manfaatperpaduan teknologi elektrolisis, pecahan gerabah, dan sekam padi dalam penjernihan air sehingga bebas dari kapur (Ca).

3.      Memberikan usulan rekayasa alat penjernih kapur (Ca) pada sumur yang dimiliki oleh masyarakat Gunung Kidul yang ekonomis dan solutif.

 

D.    Luaran yang Diharapkan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan solusi terhadap permasalahan penggunaan air sumur yang semakin beresiko di daerah pegunungan kapur karena tingkat tercemarnya sudah sangat tinggi dengan menggunakan sebuah alat yang direkayasa untuk dapat menjernihkan secara kontinyu air sumur yang tercemar oleh kapur. Sehingga akan adanya wawasan dan wacana seperti sebuah artikel yang bisa terus dikembangkan ke depannya.

Selain itu luaran yang diharapkan adalah berupa paten apabila diwaktu mendatang alat ini sangat berguna dan terus dimanfaatkan oleh masyarakat.

E.     Kegunaan Penelitian

Dengan dilaksanakannya penelitian ini, diharapkan nantinya alat yang diciptakan dapat menyelesaikan masalah air bersih yang tercemar kapur (Ca). Masyarakat Gunung Kidul tidak perlu repot-repot untuk menyaring air kapur untuk dimanfaatkan sebagai pemenuhan kebutuhan sehari-hari seperti konsumsi air, mencuci, mandi, dan berbagai keperluan lain yang membutuhkan air bersih bebas kapur (Ca). Dimana alat tersebut haruslah terjangkau secara ekonomi oleh masyarakat.

Dengan dilaksanakannya hal ini juga, kami sebagai mahasiswa teknik lingkungan bisa mendapatkan tambahan pengetahuan tentang teknologi berbasis lingkungan yang bermanfaat bagi masyarakat dimana hal ini sangat menunjang proses belajar dan kuliah kami. Sehingga diharapkan di masa mendatang dapat dikembangkannya ilmu pengetahuan dan teknologi yang mendukung kelestarian lingkungan.

 

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

F.     Tinjauan Pustaka

        i.            Sel Elektrolisis (Acmad, 2001)

Istilah elektrolisis berasal dari bahsa Yunani Electro  artinya peristiwa listrik dan lysis  artinya terurai. Pada elektrolisis oleh energy listrik zat-zat dapat terurai.Alat tempat berlangsung elektrolisis disebut sel elektrolisis. Dalam sel ini,

·         Elektroda adalah penghantar tempat  listrik masuk ke dalam dan keluar zat-zat yang bereaksi

·         Perpindahan electron antara elektroda dan zat-zat dalam sel menghasilkan reaksi terjadi pada permukaan elektroda.

·         Zat-zat yang dapat di elektrolisis adalah leburan ion dan larutan yang mengandung ion terlarut.

 

 

      ii.            Sekam Padi (Potts, 1996)

Sekam adalah bagian dari bulir padi-padian (serealia) berupa lembaran yang kering, bersisik, dan tidak dapat dimakan, yang melindungi bagian dalam (endospermium danembrio).Sekam dapat dijumpai pada hampir semua anggota rumput-rumputan (Poaceae), meskipun pada beberapa jenis budidaya ditemukan pula variasi bulir tanpa sekam (misalnya jagung dan gandum).Dalam pertanian, sekam dapat dipakai sebagai campuran pakan, alas kandang, dicampur di tanah sebagai pupuk, dibakar, atau arangnya dijadikan media tanam.

Ditinjau data komposisi kimiawi, sekam mengandung beberapa unsur kimia penting seperti dapat dilihat di bawah.

 

Komposisi kimia sekam padi menurut Suharno (1979) :

        Kadar air : 9,02%

        Protein kasar : 3,03%

        Lemak : 1,18%

        Serat kasar : 35,68%

        Abu : 17,17%

        Karbohidrat dasar : 33,71

 

Komposisi kimia sekam padi menurut DTC – IPB :

• Karbon (zat arang) : 1,33%

• Hidrogen : 1,54%

• Oksigen : 33,64%

• Silika : 16,98%

 

 

        i.            Graphite (Sukandarrumidi, 2009)

Grafit merupakan alotrop native elements  dengan komposisi C (carbon). Sistem Kristal dari grafit adalah hexagonal, merupakan massa berfoliasi atau lembaran-lembaran tipis yang terlepas, struktur opaque pada umumnya berwarna hitam. Grafit merupakan dimorphisme dari intan, tetapi mempunyai tingkat kekerasan rendah (1-2), berat jenis 2,23, belahan baik/jelas apabila diraba terasa berminyak. Grafit tidak terbakar dan tidak mudah larut dalam air. Grafit terbentuk pada metamorphose tingkat tinggi dari batuan yang mengandung zat organic, dapat terjadi pula karena proses magmatisme antara lain pada pegmatite dan juga terdapat pada hidrotermal vein.

Grafit dapat dimanfaatkan antara lain sebagai bahan pensil, bahan cat, bahan imbuhan pada dapur pemanas, ketel uap, permukaan tuangan sebagai bahan tahan api, campuran metalurgi dan alat penghantar listrik.

      ii.            Kapur / Kalsium (Ca) (Kholis,2009 )

Kalsium adalah sebuah elemen kimia dengan simbol Ca dan nomor atom 20. Mempunyai massa atom 40.078 amu. Kalsium merupakan salah satu logam alkali tanah, dan merupakan elemen terabaikan kelima terbanyak di bumi. Kapur (Ca) terbentuk di dalam laut, terutama selama abad Cretaceous  kira-kira 135 juta tahun yang lalu, dari kerangka organism laut yang tak terhitung jumlahnya.

Kalsium yang cukup sangat baik untuk kesehatan, terutama untuk tulang. Tetapi, jika asupan kalsium berlebihan, maka bukan saja tulang yang kuat tidak akan didapatkan, berbagai gangguan akan muncul.

Beberapa gangguan akibat kelebihan kalsium adalah :

  • Batu ginjal

  • Kanker prostat

  • Sulit buang air besar (konstipasi)

  • Penumpukan kalsium di pembuluh darah

  • Gangguan penyerapan zat besi dan zink

( tanamanobatherbal.com,2011 )

  

BAB III

METODE PENELITIAN

A.    Metode Pelaksanaan

i)        Pra Penelitian

a.      Survei Lokasi

Langkah awal yang akan diambil dalam proses penelitian ini adalah pelaksanaan survey lokasi. Dimana pada langkah awal ini akan dibagi menjadi dua tahap yaitu melakukan proses perizinan terhadapa warga yang bersangkutan dalam hal ini dan pada tahap kedua adalah pencarian sumur uji coba milik salah satu warga di daerah Kabupaten Gunung Kidul .

            Melakukan proses perizinan adalah salah satu aspek penting dimana hal ini mendukung lancarnya proses penelitian kedepannya. Barulah kemudian akan dilakukan pencarian sumur uji coba yang akan digunakan sebagai lokasi percobaan dan penelitian ini.

ii)      Penelitian

b.      Sistematika Kerja Alat dan Bahan

Alat

Untuk model prototype akan digunakan wadah berbahan kaca yang dimaksudkan agar system yang terjadi nantinya dapat dilihat dan dicermati sehingga memudahkan proses evaluasi sistem.

Sebagai bahan pembatas elektroda akan digunakan pembatas berbahan akrilik yang sudah diberi lubang halus yang dimaksudkan agar air tetap bisa akses secara bebas. Nantinya di dalam wadah akrilik yang berdekatan dengan katoda akan diisi dengan bahan serbuk gerabah dan pada wadah akrilik yang berdekatan dengan anoda akan diisi dengan bahan sekam padi.

Elektroda yang dipakai adalah batangan berupa graphite dimana dipilih berupa graphite dikarenakan bahan ini memiliki sifat konduktifitas terhadap listrik yang cukup bagus, dimana diharapkan sistem yang terjadi akan lebih lancer dan lebih cepat.

 

Bahan

Serbuk gerabah sebagai filler pada akrilik yang berdekatan dengan katoda berfungsi sebagai arbsorban, sedangkan filler yang berada pada akrilik didekat anoda yaitu sekam padi berfungsi sebagai penetral pH. Hal ini di karenakan air di sekitar anoda akan bersifat asam,hal ini disebabkan karena system yang bekerja.

Oleh karena itu diperlukan bahan penetral asam, dimana akan digunakan sekam padi yang mengandung silica yang sangat dominan sehingga bersifat basa cukup tinggi. Diharapkan dapat menetralkan keasaman pada air di sekitar anoda tersebut.

Sistem Kerja Alat

Ketika sistem dinyalakan maka secara otomatis kandungan kalsium yang ada pada air sumur yang sudah ditampung pada wadah akan langsung menuju ke arah anoda lalu masuk ke celah akrilik dan secara otomatis tersimpan pada sekam padi.

Saat sistem bekerja, air disekitar anoda akan bersifat asam dikarenakan kandungan ion positif kalsium yang berlebih. Oleh karena itu sekam padi yang mengandung silika akan menetralkan sifat asam tersebut dimana sekam padi bersifat basa.

Sekam padi tidak selamanya dapat bertahan dengan sistem yang berjalan. Diperkirakan harus diganti 15 hari sekali,sehingga sistem akan selalu berkerja dengan lancar.Air yang sudah dijernihkan oleh sistem tersebut, bisa langsung di alirkan ke tempat-tempat yang membutuhkan seperti rumah penduduk maupun kran-kran air yang tersedia.


B.     DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Achmad,Hiskia.2001.Elektrokimia dan Kinetika Kimia.Bandung.PT. Citra Aditya Bakti. Hlm 46.

Kholis Ghalib, Achmad.2009.The True Power of Atom.Yogyakarta.Diva Press.Hlm 175.

Potts, D. T. 1996. Mesopotamia Civilization: The Material Foundations Cornell. University Press.p. 62. ISBN 0-8014-3339-8

Sukandarrumidi.2009.Bahan Galian Industri.Yogyakarta.Gadjah Mada University Press.Hlm 223-224.

Internet :

....“Apa resiko kelebihan kalsium?”. http://tanamanobatherbal.com/2011/03/apa-resiko-kelebihan-kalsium/


0 komentar:

Posting Komentar

ayoo komentarkanlah uneg uneg mu disini